Q&A Apa Beda Kreatifitas dan Kecerdasan?
- nancy dinar
- Apr 10
- 5 min read

Apa yang Dimaksud dengan Kreativitas?
Kreativitas adalah kemampuan untuk berpikir out of the box, menghasilkan ide-ide baru, menemukan alternatif untuk memecahkan masalah, serta kemampuan berkomunikasi atau menghibur orang lain.
Kreativitas juga dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengubah ide, imajinasi, dan mimpi menjadi kenyataan.
Apa Ciri-Ciri Orang Kreatif?
Orang kreatif senang mencipta, orisinal, inovatif, ceria, cerdas, dan penuh wawasan. Mereka sangat autonomous dan sering kali dianggap eksentrik. Mereka kerap menabrak norma dan tidak peduli dengan konsensus sosial. Misalnya, anak saya saat kecil sering mengenakan piyama ke mal, sekolah, bahkan ke pantai. Tentu saja ini dianggap aneh karena menabrak norma sosial, tetapi dia tidak peduli. Ia berani tampil sesuai dirinya sendiri tanpa takut dihakimi oleh lingkungan.
Yang sering merasa cemas adalah para orang tua. Kita masih khawatir dengan anggapan orang lain. Ketika seorang anak bertindak di luar kebiasaan, orang tua sering kali merasa dikritik karena dianggap tidak mendidik anak dengan baik. Inilah mengapa komunitas orang tua anak gifted sangat penting, agar mereka menyadari bahwa mereka tidak sendiri dan memahami bahwa perilaku anak mereka adalah bagian dari ekspresi kreativitas.
Apakah Kreativitas Itu Ditentukan oleh Nature atau Nurture?
Seperti halnya kecerdasan dan kepribadian, kreativitas merupakan hasil kombinasi antara faktor bawaan (nature) dan lingkungan (nurture). Faktor biologis menentukan predisposisi seseorang terhadap kreativitas. Sementara itu lingkungan adalah tempat dimana potensi itu ditemukan dan dikembangkan.
Contohnya adalah Pablo Picasso. Ia lahir dari seorang ayah yang juga seorang pelukis terkenal. Dengan demikian, ia sudah memiliki faktor genetik yang kuat. Sejak kecil, ayahnya juga mengajarkannya melukis, sehingga Picasso mendapatkan manfaat ganda: faktor genetik dan lingkungan yang mendukung.
Lingkungan yang mendukung memungkinkan seseorang mendapatkan early training, yang sangat penting. Selain itu, mereka juga mendapatkan fasilitas dan sumber daya yang mendukung kreativitas. Pola seperti ini sering terlihat pada individu yang mencapai pencapaian luar biasa di bidang seni, olahraga, dan akademik.
Apa yang Terjadi Jika Faktor Biologis Ada, tetapi Lingkungan Tidak Mendukung?
Jika seseorang memiliki potensi kreatif tetapi tidak mendapatkan dukungan lingkungan, maka potensi tersebut tidak akan berkembang secara maksimal. Extra ordinary talent biasanya dikembangkan sejak dini, karena butuh repetisi serta training yang sistematik untuk seseorang menjadi talented.
Beberapa faktor lain yang dapat menghambat perkembangan bakat seseorang antara lain kemiskinan, keluarga disfungsional, perceraian orang tua, pendidikan yang rendah, serta keterbatasan akses pendidikan di daerah terpencil. Sayangnya, meskipun Indonesia memiliki populasi lebih dari 260 juta jiwa, banyak anak berbakat di daerah yang tidak mendapatkan pendidikan berkualitas seperti di kota-kota besar.
Bagaimana Jika Lingkungan Mendukung tetapi Tidak Ada Faktor Biologis?
Tidak ada salahnya anak belajar musik atau menggambar meskipun mereka tidak memiliki bakat alami. Pada dasarnya, kita tidak pernah tahu apakah seorang anak memiliki bakat sampai mereka mencobanya. Fakta bahwa orang tua mereka bukan seniman tidak berarti anak mereka tidak bisa berbakat dalam seni. Mungkin saja dahulu orang tua kita tidak mendapatkan kesempatan untuk akses pada potensi dan bakat mereka.
Generasi kita sebelumnya menanggap bahwa faktor akademis itu yang utama. Sementara itu pendidikan seni hanya sebatas kemampuan menggambar atau menari. Padahal, kreativitas tidak hanya terkait dengan seni, tetapi juga kemampuan menghasilkan ide, mensintesis informasi, menciptakan inovasi, dan menemukan solusi baru.
Apakah Semua Orang Kreatif?
Pernyataan "semua orang kreatif" bisa disamakan dengan pernyataan "semua orang cerdas." Jika semua orang kreatif, maka kreativitas tidak lagi memiliki arti khusus. Sama seperti kecerdasan, kreativitas memiliki kontinuum: rendah, sedang, tinggi, hingga sangat tinggi. Selain itu, setiap individu memiliki bidang kreativitas yang berbeda-beda, sehingga cakupannya sangat luas.
Apa Hubungan antara Kreativitas dan Kecerdasan?
Kreativitas dan kecerdasan adalah sekumpulan karakteristik yang saling berkaitan. Semua individu yang sangat cerdas juga cenderung kreatif (Joseph Renzulli). Pada tingkat tertentu, tidak ada perbedaan antara kecerdasan dan kreativitas, terutama pada IQ 120 ke atas (Dean Simonton). Namun, seseorang tidak perlu memiliki IQ tinggi untuk menjadi kreatif, terutama dalam bidang seni seperti musik dan menyanyi.
Bagaimana Mengukur Kreativitas?
Ada berbagai alat ukur untuk menilai kreativitas, tetapi cara paling sederhana adalah dengan melihat portofolio seseorang. Karya kreatif biasanya sudah terlihat sejak masa kanak-kanak. Berbeda dengan individu yang cerdas dalam berpikir (thinkers) atau filsuf, yang karyanya sering kali baru mendapatkan pengakuan di usia lanjut, karya kreatif dapat dinikmati secara langsung.
Apakah Orang Kreatif Selalu Moody?
Banyak individu yang sangat kreatif dan sangat cerdas cenderung mengalami perubahan suasana hati (moody) atau bahkan menunjukkan tanda-tanda gangguan mood seperti manic depressive. Hal ini terkait dengan konsep overexcitability atau supersensitivity yang diperkenalkan oleh psikolog Polandia, Kazimierz Dabrowski. Ia mengidentifikasi lima area intensitas pada individu yang sangat berbakat: intelektual, emosional, imajinatif, sensorik, dan psikomotor.
Individu dengan intensitas tinggi sering kali merasa kewalahan dengan diri mereka sendiri. Misalnya, seseorang yang memiliki intensitas intelektual tinggi bisa begitu asyik belajar hingga lupa makan dan tidur, tetapi setelahnya mengalami kelelahan fisik dan jatuh sakit. Oleh karena itu, penting bagi individu kreatif untuk memahami self-regulation, menjaga keseimbangan emosi, dan menjalani gaya hidup sehat.
Apakah Kreativitas Berhubungan dengan Kesuksesan?
Definisi kesuksesan sangat subjektif. Individu yang sangat kreatif atau cerdas sering kali memiliki perspektif berbeda tentang kesuksesan. Contohnya, apakah Mozart bisa dikatakan sukses? Ia menghasilkan karya luar biasa, tetapi hidup dalam kemiskinan. Banyak seniman yang karyanya baru diapresiasi setelah mereka meninggal. Jika kesuksesan diukur dari segi materi, banyak individu kreatif yang tidak sukses. Namun, jika kesuksesan diukur dari kontribusi mereka terhadap kemanusiaan, mereka adalah pahlawan.
Bagaimana Bisa Orang Kreatif tetapi Juga Bisa Make Money?
Karena motivasi kebanyakan orang kreatif bukan materi, banyak orang kreatif tidak tahu cara menghasilkan uang. Mereka menikmati proses menciptakan sesuatu. Untuk menghasilkan uang, dibutuhkan keterampilan lain seperti pemasaran dan komunikasi, yang sangat berbeda dari kreativitas itu sendiri. Ini bukan hal yang mudah. Orang kreatif belum tentu memiliki kemampuan untuk selling their ideas atau presenting their ideas.
Banyak orang gifted dan intelligent yang menciptakan ide inovatif atau teori yang luar biasa, tetapi mereka menghabiskan hidup mereka dalam pengembangan ide tanpa pernah fokus pada aspek komersialnya. Di sinilah peran stakeholder seperti pemerintah, orang tua, agen pencari bakat, promotor, atau investor untuk mengenali dan mendukung ide-ide inovatif agar dapat berkembang secara finansial dan sosial.
Bagaimana Mengembangkan Kreativitas pada Anak?
Kita tidak bisa mengajarkan kreativitas secara langsung, sebagaimana kita tidak bisa mengajarkan kecerdasan. Kreativitas adalah sesuatu yang sudah ada dalam diri anak. Namun, kita dapat membantu mengembangkannya dengan menciptakan lingkungan yang kondusif. Karena otak anak masih berkembang, struktur dan kebiasaan juga berperan penting. Mereka perlu diajarkan membangun kebiasaan baik, disiplin, serta regulasi diri.
Tugas orang tua adalah mencari sekolah yang tidak hanya mengajarkan kemampuan kognitif pada anak namun juga memperhatikan Social Emotional Learning atau Affective Learning mereka. Dengan demikian, anak-anak dapat mencapai kesuksesan dan menghasilkan karya yang dinikmati banyak orang selama hidup mereka.
Apakah Teknologi Membantu Kreativitas?
Teknologi adalah alat. Kita hanya memanfaatkan alat yang ada bukan hanya memudahkan proses pembelajaran tapi untuk membuat anak-anak belajar lebih efektif. Karena fungsinya sebagai alat, maka teknologi bisa meningkatkan atau malah menghambat kretifitas. Itu bergantung pada yang memakainya.
Contohnya, penulis dan pelukis yang masyur di jaman lampau tidak punya teknologi. Bahkan penulis seperti Jane Austen jarang keluar rumah, tapi imajinasinya bisa kemana-mana. Creativity and constraints adalah kawan akrab. Anak-anak perlu dibuat bosan dan sesekali disconnect dengan teknologi. Karena dari kebosanan ini mereka akhirnya mencari jalan untuk menghibur diri, yang pada akhirnya menuntun mereka untuk menciptakan sesuatu.
Comments